Kamis, 15 Januari 2015

Certia Perjalanan Menggunakan PO. Haryanto 64

Jelang libur hari raya Nyepi tanggal 31 Maret 2014 yang jatuh pada hari Senin saya berniat pulang kampung. “Libur tiga hari berturut-turut kali ini lumayan juga buat mudik untuk bertemu orang tua, saudara dan kawan-kawan,” pikirku. Setelah berbagai pertimbangan dan alasan perjalanan kali ini saya putuskan untuk menggunakan bus malam pergi-pulang (PP), karena terakhir naik bus malam adalah tahun 2012 awal, setelah itu mudik dengan kereta api dan pesawat. Mengingat perjalanan yang lumayan lama kalau menggunakan transportasi darat untuk sampai dikampung yaitu sekira 15 jam jika naik bus, untuk kereta api sekira 9 jam.
Bus malam selalu punya daya tarik tersendiri buat saya terutama goyangannya untuk perjalanan mudik kecuali saat lebaran idul fitri hehe… Niat saya berangkat Jum’at tanggal 28 Maret, maka seminggu sebelumnya saya sudah mencari-cari info PO bus yang rekomend buat menemani perjalanan. Biasanya bus yang saya gunakan adalah yang melewati jalur utara (Semarang-Kudus-Purwodadi/Rembang-Blora-Cepu/Bojonegoro) ada PO. Pahala Kencana, Nusantara, Lorena atau yang lewat selatan (Solo-Ngawi) menggunakan Rosalia Indah. Nah untuk perjalanan mudik dari Jakarta kali ini saya mau mencoba menggunakan PO bus yang lain karena saat ini ada PO bus baru yang ngelen ke Cepu/Bojonegoro. Bukan baru sebenernya (mulai ngelendidaerah saya sekira tahun 2011/2012) tetapi saya belum pernah menggunakannya hehe.. ada PO. Haryanto (HR), PO. Zentrum (TZ) pas mau balik saya juga lihat PO. Madu Kismo melintas di Cepu.
Survey PO
Setelah banyak baca tulisan pengalaman beberapa travelers yang punya banyak cerita-cerita seru saat touring, empat hari sebelum hari-H saya putuskan untuk huntingtiket ke terminal Lebak Bulus. Pilihan saya tujukan pada PO. Haryanto walaupun sebenernya ingin naik PO. Nusantara karena pelayanan agen penjualan tiket saat saya tanya via SMS dan facebook dijawab dengan respon yang baik, sedangkan agen tiket PO. Haryanto tidak memberikan respon balik saat saya SMS nanya ketersediaan tiket. Selain karena belum pernah naik bus Haryanto juga karena naik busnya bisa dari Stadion Lebak Bulus yang relatif lebih dekat dari kantor, sedangkan bus Nusantara kalau tidak salah harus naik dari agen Ciputat atau Terminal Kampung Rambutan yang lebih jauh karena tempat kerja saya di bilangan Sudirman.
13964050321977617468
Bus Haryanto HR-64 dari Stadion Lebak Bulus (28/03/2014)
Terminal Lebak Bulus
Selasa 25 Maret saat istirahat jam kerja saya mohon ijin keluar kantor menuju terminal Lebak Bulus untuk memesan tiket dengan harapan mendapat hot seat perjalanan tanggal 28 Maret. Setelah terminal bus AKAP resmi ditutup, terlihat masih banyak agen yang berjualan tiket di loket biasanya. Tidak banyak lagi pegawai agen yang langsung menyambut saat saya parkir, tak ada lagi petugas peron yang menarik retribusi seperti dulu, area tampak sepi. Saat saya tiba hanya ada dua orang agen bus yang tanya-tanya saya mau kemana? naik apa? saya jawab naik bus Haryanto, orang tersebut langsung menyerah. Sambil menuju loket terlihat beberapa PO bus masih melayani penjualan tiket di terminal lebak bulus tetapi naik busnya mungkin tidak dari terminal. Sampai di loket bus Haryanto ternyata loketnya kosong, saya tanya agen disebelah katanya yang buka agen Haryanto di bagian paling pojok, loket bagian tengah telah ditinggalkan. Langsung saja saya ngeloyor ke pojokan yang gelap, kusam dibalik awan gelap hehe lebay ya… Begitu tiba didepan loket mbak yang jaga lagi telepon, menunggu sebentar akhirnya, “tanggal 28 masih ada nggak ke Cepu,” tanyaku. “Masih, untuk berapa orang,” tanya mbak loket. Aku hanya pesan untuk sendiri saja, kemudian mbaknya ngasi denah kursi dan woooww.. ternyata masih terbilang kosong, hanya terlihat beberapa tanda silang sekitar tiga atau empat kursi yang telah dipesan, itupun kursi yang posisi agak tengah.
Hot Seat aman pikirku, akhirnya aku pesan kursi nomor 1 deretan penumpang depan sebelah kiri, kalau di beberapa bus lain biasanya nomor 1A, tetapi begitu aku tanya berangkat jam berapa? ternyata bus berangkatnya pukul 15.30 dan berkumpul pukul 15.00, itu berarti saya harus ijin pulang pukul 14.00 agar sampai ke Lebak Bulus tepat waktu. Hampir saja saya tak jadi pesan karena bus berangkatnya terlalu awal buat saya yang harus pulang kerja hari Jum’at jam 16.30 WIB. “Kenapa gak berangkat jam empat atau setengah lima?” tanyaku menawar, kata mbaknya takutnya macet karena liburan panjang dan saat berangkat nanti langsung ke stadion Lebak Bulus karena disanalah ‘Haryanto’ menunggu. Berpikir sebentar, akhir kuputuskan pesan saja daripada hot seat hilang. Harga tiket untuk tanggal tersebut mengalami kenaikan akibat libur panjang, sehingga saya hanya diminta bayar DP sebagai tanda jadi sejumlah 50.ooo rupiah karena harga belum pasti berapa. Ahh.. kenapa bayar lima puluh ribu? kenapa tidak dua puluh ribu saja? kalau seandainya saya tak jadi berangkat atau ketinggalan bisa rugi banyak. Tapi ya sudahlah…. Setelah itu saya hubungi saudara di kampung untuk memesankan tiket bus balik ke Jakarta tanggal 30 Maret.
Hari-H
Hari Jum’at 28 Maret, berbekal baju secukupnya berangkat ngantor naik taksi (biasanya pakai motor) karena rencana nanti ijin dari kantor langsung ke Stadion Lebak Bulus. Pekerjaan hari itu mesti segera saya selesaikan, saya sudah ijin kepada bos hari itu untuk pulang cepat sekira pukul 14.30 karena akan mudik menggunakan bus pukul 15.30 bahkan bos menyarankan berangkat dari kantor pukul 14.00 agar tidak terlambat, bos saya mengijinkan dengan ikhlas (bos yang baik selalu paham hal seperti ini). Ternyata pekerjaan baru kelar jam dua seperempat, berangkat jam setengah tiga persis seperti yang saya perkirakan. Langsung naik taksi dari depan kantor lancar sampai awal masuk Jalan Radio Dalam, begitu sampai pertengahan langsung terjebak macet dan merayap, sampai pertigaan Jalan Haji Nawi-Margaguna sudah pukul 15.15 dan saya putuskan untuk turun dan berganti naik ojek karena jalanan begitu macet. Beruntunglah ada satu tukang ojek di pangkalan, dia minta 30 ribu untuk sampai ke lebak bulus (biasanya sekira 15 ribu) saya setuju tanpa nawar tapi dengan syarat harus cepat sampai stadion. Ojek berjalan selap-selip mepet disela mobil yang macet. Benar, ternyata kemacetan sampai lampu merah Pondok Indah yang sudah dekat stadion. Tiba di stadion pukul 15.28, wah dua menit lagi, saya buru-buru melangkah dalam area parkir stadion, syukurlah Haryanto belum berangkat masih menunggu beberapa calon penumpang yang belum tiba.
Langsung menuju petugas tiket untuk menebus kekurangan harga tiket pas pesan hari Selasa lalu. Libur panjang kali ini tiket Haryanto naik menjadi Rp. 210.000, saya kurang tahu harga normalnya berapa yang jelas dibawah harga libur panjang, mungkin sekitar 170 ribu - 190 ribu dan saya lupa bertanya. Bus Haryanto HR-64: The Red Titans = Walther, Hino RK8 Jetbus HD. Penumpang dari LB sudah lengkap dan bus diberangkatkan tepat pukul 16.00 dengan dua orang crew, sopir pinggir dan kenek. Bus bergerak keluar pelataran stadion dengan langkah yang lambat masuk gerbang tol Pondok Pinang, begitu diruas tol JORR terus berjalan pelan sampai disalip saudaranya Haryanto HR-112, Bejeu, Raya, dan lain-lain menuju agen Haryanto Cikarang pukul 18.00 yang macet disertai hujan deras. Setelah menaikan enam penumpang kembali bus berjalan lambat sampai saya tertidur karena gak semangat dgn perjalanan sore itu, tak lama bangun sampailah di restoran RM. Haryanto Jl. Raya PatokBeusi untuk makan malam sekira pukul 20.00 WIB. Menu malam itu adalah paket nasi, sayur asem, lauk ayam goreng tepung, dan soto tinggal pilih salah satu. Karena lapar yang luar biasa akhirnya saya pilih nasi sayur asem dengan porsi jumbo laper beraaat.. Selesai makan terlihat sudah ada HR-100 Streetfire, livery orange, dan beberapa saya tak begitu memperhatikan.
Sopir Tengah
Sekira setengah jam istirahat makan kami lanjutkan perjalanan dengan sopir tengah dengan pembawaan halus, tak lama keluar dari restoran langsung dihadang macet didaerah Sukra, aksi goyang kanan (mengambil jalur kanan dan berlawanan arah) pun dilakukan oleh bus-bus ini, dibuka oleh Bejeu dibelakangnya ada Handoyo, Haryanto, Raya, Pahala Kencana, Mulyo Indah dan bererot lagi dibelakang yang akhirnya malah terjebak karena didepan ada Polantas. Hampir 20 menit terjebak dan diam, polisi mendekat dan sang kenek turun untuk memberi salam-tempel untuk memperlancar arus dan bus kembali ke jalan yang benar hehe… Lelah, akhirnya saya tertidur lagi, bangun sudah tiba di Cirebon tepatnya di tol Plumbon (Palimanan-Kanci) sopir membawa dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam. Makin lama sepertinya sopir sudah mulai panas, sampai Ciperna telah melewati beberapa bus diantaranya Pahala Kencana, Raya, Rajawali, Garuda Mas, Rosalia Indah saya lihat jarum menunjuk angka 116 km/jam, beberapa saat bus menepi berhenti di rest area untuk memberikan bekal pada saudaranya yang mengalami kerusakan. Sampai didaerah pekalongan terlihat iring-iringan bus Santoso, Pahala Kencana, Rosin SE 401, dua Rajawali, Ramayanan, Nusantara,  dan Rosin 384.
Iring-iringan dipimpin dengan gagah oleh Rosin 384, jalan yang sempit memang membutuhkan skill yang tinggi untuk mendahului sebab banyak pengendara motor dijalur kiri. Setelah mepet iringan ini sopir tengah HR-64 menunjukkan skill-nya, korban pertamanya adalah Santoso, kemudian Pahala Kencana livery biru, Rosin SE 401, di over take dengan mudah. Sampai lampu merah berhenti, tiba-tiba dari sebelah kanan ngeblong Madu Kismo dan duo Rajawali.
13964055471851335751
Iring-iringan bus malam jalur Pantura (Pekalongan-Pemalang-Batang)
Perang masih berlanjut(persaingan antara Pemalang-Pekalongan-Batang), setelah lampu hijau Madu Kismo dan duo Rajawali menyeruak kedepan mendahului Ramayana yang terkesan melambat dan berhasil kami aover take dengan mudah. Duo Rajawali ini ternyata tak mudah menyerah, mereka masih gigih memberikan perlawanan, didepan sempat saya lihat Madu Kismo berhasil mengambil alih posisi Nusantara dibelakang Rosin 384. Keangkuhan duo Rajawali berhasil kita patahkan, jalur sempit daerah Pemalang mengandaskan dominasi sementara meraka. Bus yang saya tunggu terlihat didepan kami Nusantara dengan livery kota, saya berharap bus ini akan bertempur habis-habisan tapi entahlah sepertinya kurang bersemangat dan mudah kita tinggalkan. Madu Kismo bus yang jarang saya lihat dan kurang familiar  dimata saya sudah berada didepan memberikan perlawanan dijalan sempit dengan goyangan maut dan tetap dipepet bus kami, tak berapa lama kemudian bus ini menyerah didaerah Batang, akhirnya kami beriringan dengan pemimpin rombongan yang mendominasi sejak dari awal, Rosin 384.
Awalnya saya anggap remeh Rosin ini, pengalaman pernah naik Rosalia Indah SE 375 rada lelet busnya dan sampai Ngawi kesiangan. Satu lawan satu dengan Rosin 384 tak membuat gentar sopir kami ini, beberapa kali sempat hampir sejajar tapi tetap saja tak bisa mendahului, Bahkan bus kami beberapa kali harus terjebak dibelakang bokong truk untuk mengejarnya dalam kondisi zig-zag. Habis-habisan sepertinya usaha bus kami untuk mengejarnya, jalan lega jelang Alas Roban juga tak mampu membuat kami mendahuluinya, dan akhirnya pertarungan harus berakhir karena kami harus berpisah jalan, Rosin lurus (sepertinya jurusan Merak-Surabaya) dan kami belok kanan menuju Kendal, haripun sudah menjelang subuh.
1396408038421212505
Parade bokong-bokong bus malam Pantura
Menyaksikan Opera Pantura ternyata membuat mata lelah, saya pun tertidur lagi dan bangun telah sampai di daerah Demak dengan jalan rusak berlubang, sopir pinggir kembali pegang kendali. Perbaikan pengecoran jalan harus memaksa kendaraan antre karena hanya satu lajur yang dapat digunakan. Bus kembali berjalan meliuk-liuk karena aktifitas warga mulai padat, pasar sebagai penggerak ekonomi lokal mulai menggeliat. Meliuk, bergelombang dan sebagian rusak itulah perjalanan dari Purwodadi-Ngawen-Blora, sopir pinggir terkesan tangguh dijalan sempit melewati dominasi pengendara motor dan truk, dominasi pemandangan hutan, sawah, tunggak jati (akar batang pohon jati untuk dijadikan ukiran) terlihat disamping kanan-kiri. Melewati rimbun hutan jati Jalan Raya Blora-Cepu bus belok ke kanan arah Jalan Bypass dan masuk Cepu Kota Minyak. Tepat Pukul 09.00 bus Haryanto HR-64 masuk Terminal Cepu, diluar jendela kaca terlihat kawanku telah menunggu

JAMNAS Bis Mania Community 2014 - Malang

Jambore Nasional BisMania Community (BMC) 2014 di Malang

Seperti halnya terjadi pada berbagai jenis komunitas, kegiatan kopi darat (temu akrab di dunia nyata) merupakan kegiatan penting untuk mengukuhkan identitas anggota sebuah komunitas yang anggotanya intens berkomunikasi di dunia maya. Adapun jambore merupakan kopdar raya-nya. Jambore, biasanya dengan skala nasional, diadakan berkala dalam skala besar, setiap tahun, misalnya. Dengan kopi darat (family gathering) atau jambore, sebuah komunitas akan mendapatkan kekuatan baru demi membangP1010035un
P1010022P1010017kesolidan dan kebersamaan para anggotanya.
BisMania Community (BMC) merupakan sebuah komunitas yang kebersamaannya dilandaskan pada kesamaan hobi, ‘penggemar bis Indonesia’. Anggota komunitas yang terbentuk pada tahun 2008 ini mengandalkan mailing list (milist) Yahoo! Groups untuk berinteraksi dengan diskusi-diskusi bertopik. Satu sama lain antar-anggota hanya mengenal dan tahu pendapatnya, namun tidak sedikit yang tidak saling kenal wajahnya. Sejak populernya Facebook belakangan ini, banyak anggota yang tertolong untuk mengenali rupa/wajah anggota yang lain. Meskipun begitu, bagaimana pun, pertemuan di dunia nyata (kopdar atau jambore) tetap tidak tergantikan fungsi dan sensasinya.
Jambore Nasional BisMania Community kali dilaksanakan dan dikordinasi oleh Korwil Malang, pada hari Sabtu, 17 Mei 2014. Titik temu pertama ditempatkan di sebuah perusahaan karoseri bus, Tentrem, di daerah Karanglo. Anggota-anggota bismania dari seluruh Jawa khususnya, sebagian lagi di Bali, Sumatera, dan bahkan Singapura, berdatangan untuk mengikuti kegiatan ini.
Megingat tema yang dibicarakan adalah ‘hanya’ hal-ihwal bis, mencakup chassis, mesin, karoseri, maka dengan adanya persediaan 800-an kursi, acara ini dirasa unik karena tema tersebut—oleh sebagian besar orang awam—masih dianggap sesuatu yang asing. Jumlah ini disiapkan untuk 22-an penumpang bis yang akan datang dari semua berbagai penjuru (korwil) serta sebagian peserta yang datang secara mandiri (tidak bersama rombongan), baik naik bis atau kendaraan yang lain, seperti Korwil Lampung dan sebagian Sumatera, termasuk Riau, Kalimantan Barat, dan bahkan dari Singapura.
Berikut adalah armada-armada yang digunakan korwil-korwil pergi ke Malang dan Batu:
Surabaya = Cipaganti, Jetbus
Kediri = Harapan Jaya, Scorpion X (Scania K360)
Wilis Raya = A.M. Trans, Scorpion King
Jogjakarta = Ardian Transport, Jetbus 2 dan Queen Trans, Evonext
Tulungagung = Harapan Jaya, Scorpion X (Hino RN 285)
Jakarta Raya = Garuda Mas, Jetbus; Gajah Mungkur Sejahtera (GMS), Jetbus; dan Gunung Harta, Jetbus 2.
Banten = Blue Star, Tourismo (Mercy O500R 1836) dan PO Haryanto 117, Jetbus 2
Sukabumi Cianjur (Suci) = Marissa Holiday, Skyliner (Mercy 1626)
Bandung = Nur Shinta Abadi, model lawas Tourliner Galaxy Coach
Tapal Kuda = Ind’s88 Trans, Jetbus
Bali = Gunung Harta, Jetbus
Muria Raya = Bejeu, Jetbus
Solo = WeYe Trans, Skybus
Bandung = Bandung Nur Shinta Abadi model lawas Tourliner RS
Semarang/Jateng = Zentrum MK, Jetbus
Bogor = Bejeu, Scorpion King
Masdusel Purwokerto = Satria Muda, Jetbus (Scania K360)
Salatiga = Royal Safari, Jetbus
Acara jambore dimulai pada pukul 10.30. Panitia mula-mula membuat kejutan dengan menunjukkan PO Medali Mas yang bermesin Hino AK tapi menggunakan suspensi udara (air suspension), suatu hal yang unik dan mungkin satu-satunya, juga PO Tentrem dengan model baru, Max. Ketua panitia, Herman, tidak memberikan sambutan, melainkan diwakilkan langsung kepada ‘kakak pembina’, Dudi Sudarmono. Sementara ketua BMC sendiri, Johannes Najoan, baru tampil kali ini setelah absen dalam jambore tahun lalu di Bandung. Acara berlangsung secara estafet karena banyaknya pemateri yang harus memberikan pemaparan. Setelah Pak Wawan mendedahkan keunggulan-keunggulan varian baru Hino, RN 285, Pak Pras menambahkan penjelasan soal developmentasi Hino untuk pemasangan retarder dan ABS yang menurutnya masih terkendala oleh selera klasik para konsumen: fitur bertambah, harga murah.
Sempat ada ‘gangguan konsentrasi’ dalam acara ini karena banyaknya peserta yang meninggalkan tempat duduk dan memilih melihat-lihat bis yang sedang diparkir. Sebagian dari mereka berpose dan ambil foto. Rupanya, masih banyak yang lebih tertarik mengamati objek bis daripada mengikuti diskusi tentang bis itu sendiri. Kondisi seperti ini boleh jadi disebabkan oleh karena mereka mulai bosan pada acara ‘penyampaian materi yang cenderung mengandung kampanye produk’ yang terlalu lama memakan waktu.
Sambil lalu dikondisikan, paparan materi terus berlangsung. Secara berurutan, materi setelah sesi pembahasan mesin adalah materi kompartemen, seperti busa, lem/sealant (oleh Bagus dari produk Sikaflex), hingga jok (oleh Permadi dari HAI-Rimba Kencana). Sesi diskusi dipungkasi oleh pihak Tentrem (Tatang). Melalui layar proyektor, ia memperkenalkan beberapa varian dan model-model bis yang pernah dibuat oleh karoseri Tentrem, seprti Inspiro, Galaxy, Jupiter, dan yang terakhir Scorpion X dan Max.
Acara berakhir kira-kira pukul 13.00. Selanjutnya, pada peserta dipersilakan masuk ke bengkel/workshop Tentrem untuk melihat proses produksi dari dekat. Untuk sesi ini, para peserta terlarang untuk memotret sebagaimana disepakati dari awal karena demikianlah aturan yang telah ditetapkan oleh pihak karoseri.
Setelah dari Malang, para peserta jambore, dengan menaiki 23 bis, bergerak ke arah Batu untuk kegiatan selanjutnya; belanja dan menghadiri malam keakraban. Demi kelancaran lalu lintas, pergerakan kendaraan-kendaraan ‘bongsor’ ini dikawal oleh patwal polisi dalam tiga tahap pemberangkatan. Lihat video. [M. Faizi, Sumenep]
Gambar
Gambar

Selasa, 22 Juli 2014

Catatan perjalanan : mengejar waktu dengan LA SAMBA

LA SAMBA
Yang dinanti (step ngulon) / part 1
(Po Haryanto HR 106 B7105VGA)

Kawoel17…  Keinginan untuk merasakan bis muriaan, akhirnya kesampean juga. Bis tersebut tak lain ialah Po Haryanto. Perusahaan milik pak haji Haryanto ini yang sedang giat giatnya menambah armada barunya  berkat tiket gratis yang diberikan oleh mas Aji (BMC Jogja) dikarenakan saya mendapatkan doorprise pasca Jambore Nasional BisMania Community 2014 di malang. Pokoke makasih banget buat om aji.. hehe
WOW dan Alhamdulillah banget, serasa dapet durian runtuh tiket PP pula. Pertama kali ikut JAMNAS setelah di salatiga dan bandung tidak bisa ikut. Dan kali ini berkesempatan hadir pada JAMNAS 2014 di malang. Banyak bertemu dengan rekan satu komunitas dari berbagai daerah.
Sedikit intermezzo sebelum masuk dalam inti dari catatan perjalanan ini. Setelah mencari waktu yang tepat untuk dapat melaksanakan touring gratisan tersebut dan terpilihlah pertengahan bulan juni. Sebelum itu harus konfirmasi ke mas aji untuk keberangkatanya rencana awal berangkat tanggal 14 Juni 2014 tapi setelah dikonfirmasi ternyata baru berangkat dari barat, dan alhasil ditundak keberangkatan tanggal 15 Juni, hehe… Cuma selisih sehari saja. Di tanggal tersebut telah dipastikan untuk berangkat.
Tiga hari sebelum keberangkatan bertemu dengan mas aji untuk mengambil tiket berangkat di bunderan UGM, sambil menunggu di bunderan UGM malah bertemu dengna bung Gendel (genadi prasojo) dalam hati ternyata sedulur di BMC banyak juga ya, ga nyesel deh ikut BMC. Nambah persaudaraan dimana mana, hehe. Maaf OOT. Oke tak lama kemudian bertemu dengan om aji dengan innova hitam nya.

15/06/14 jam 11.00 prepare keberangkatan daari rumah. Tepat pukul 12.00 langsung tancap gas menuju terminal prambanan yang tak jauh dari rumah. Ya sekitar 10 menitan lah….
setelah motor telah di titipkan di penitipan motor 24 jam langsung menuju agen haryanto. Pelayanan di agen tersebut pun cukup ramah dan bersahabat, bahkan tukang parkirnya pun juga ramah. Nilai plus untuk HR pada agenya. Setelah lapor pada agen lalu ijin pada agen ke masjid sebentar untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur. Karena jam masih pada pukul 12.30 an dan di tiket tertulis pukul 13.00 bus berangkat. Setelah selesai sholat di lanjut menunggu di agen dan sambil ngabsen bus yang mau berangkat ada agramas, royal safari, laju prima, santoso 1627, dan yg paling banyak squad sinar jaya dengan 4 armada masuk prambanan maklum agen tersebut bisa disebut “agen gado gado” karena bukan hanya tiket Po. Haryanto saja yang dijual di agen tersebut tapi dari PO lainya juga.
 Jam sudah menunjukan pukul 13.15 tapi belum ada tanda tanda kedatangan LA SAMBA. Di agen pun tinggal 2 penumpang lagi yang belum terangkut termasuk saya sendiri  dan juga sama sama calon penumpang Po. Haryanto.
13.35 akhirnya yang di tunggu datang juga. La Samba memasuki terminal prambanan. Dan saya pun langsung menuju ke seat 2A. oh ya baru keinget kalo malam ini, malam senin. Kebanyakan bus ngejar waktu untuk dapat tiba di Jakarta lebih pagi, Jagoan semua kya’a mala mini yang keluar, hehe liat saja nanti, hehe
13.45 La Samba meninggalkan terminal. Jalan santai menuju terminal kartosuro. Di jalanan terbilang ramai lancar. Memasuki pintu lintas sang ular besi stasiun klaten, jalan mulai macet dan ada kejadian menarik ada anak kecil (mungkin seorang bismania) yang mencoba mengabadikan La Samba kami dengan kamera ponselnya. Waahh berasa jadi artis naik bus kali ini. Baru jalan aja udah ada yang motret2 seperti itu, hehe. Yang penting ga ndlosor ya dek motretnya. Pak supir pun membalas dengan member lambaian tangan dan lampu dim (yg lagi nge trend sekarang minta lampu dim, hehe).

Memasuki daerah karang wuni pun sudah ada lawan, yaitu bus ekonomi AC MIRA yang sering disebut ATB (AC tarip biasa), tiba tiba MIRA ini datang dari sebelah kiri. La Samba yang saya tumpangi hanya bisa memandang, ya mungkin dikarenakan lagi ngambil banyaknya penumpang di agen agen bus malem, jadi belum on fire. Jalan santai lah istilahnya. Hehe
sampai di delanggu penumpang dalam kabin bus semakin banyak, bahkan ada yang sampai berdiri, jika saya amati Po. Haryanto termasuk pemain baru di wilayah klaten ini, tapi penumpangnya rame terus. Ga heran kalo bis nya baru terus, hehe maju terus buat Haryanto.
Pukul 16.00 tiba di terminal kartosuro, waktunya oper penumpang ke HR lain. Sudah menunggu di depan HR 107, selang beberapa menit kemudian datanglah HR 41 dari madiun. Disini saya juga dapat teman baru tapi lupa namanya. Hadehhh L pokoknya yang duduk di seat 1A seinget saya, hehe. Beliau bilang kalo di kartosuro jangan didalem bis terus. Soalnya berhentinya lama. Menurutku daripada bosen mending keluar dulu aja. Selama menunggu keberangkatan bis saya sempet ngobrol2 dengan mas2 yang tadi. Ternyata beliau kaum PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) yang sering naik HR, mungkin ngejar waktu juga ya, hehe…
biasanya ritual saya klo touring naik santoso di garasinya sambil nunggu keberangkatan di sempetin makan sate ayam. Eh, ternyata disini juga ada sate ayam dan harga nya lebih murah cukup Rp10.000,- per porsinya.
lagi asik2nya makan, bapak2 yang agak gendut (kyake mandor e)  teriak2 “ayo ayo ndang mlebu 106 e mangkat, La Samba ne mangkat” waduh saya kira masih lama. Karena HR yang lain belum masuk. Ya sudah sate nya belum habis, sisa 5 tusuk dilahap semua, “nek di guwak yo eman2 toh”.
16.35 La Samba meninggalkan terminal kartosuro. Menurut saya angkatan pertama nih dari solo, sekarang pilotnya pun ganti dengan ciri khas jenggot yang di kuncir, tak lain tak bukan ialah mas Kris. Hehe style nya pun pada perpindahan perseneling terkesan agak kasar tapi masih nyaman di kabin.
oh iya sampe lupa. Dapet teman baru lagi dari BMC bogor yang duduk di sebelah saya namanya mas adit sesepuh nya bogor nih, hehe. Di jalanan menuju semarang jalanya tersendat karena padatnya lalu lintas sore hari. Untungnya ada mas adit, jadi ada teman ngobrol di sepanjang jalan yang macet ini. Ngobrol ngalor ngidul lah. Hehe
masuk daerah boyolali. Bus berhenti untuk mengambil paket. Tambahan lah buat crew. Perjalanan dilanjutkan kembali ditengah gerimis yang membasahi jalanan. Tak lupa crew memberikan sebungkus roti dan air mineral gelasan (itung itung ganjel perut, sebelum masuk RM). Dengan harga tiket 150rb dengan pelayanan dan fasilitas seperti itu, saya rasa penumpang sangat dimanjakan. Nilai plus untuk HR kali ini
masuk terminal salatiga bersamaan dengan GMS OH 1626 (diantara master combat dan avenger, lupa julukannya, hehe) kayaknya bakal seru nih. Tak berapa lama bus pun di berangkatkan kembali dipimpin oleh GMS tadi. Eh ternyata dugaan benar sulit mengovertake GMS tersebut,  pergerakan GMS yg lumayan licin. Ditambah lalu lintas nya yang padat, menambah panas aksi tersebut. Kejar- kejaran antara dua bus ini malah bikin mata melek.
setelah masuk terminal (sebelum tol) baru bisa mendahului GMS tersebut.
Pukul 18.30 masuk tol semarang, mau masuk sudah ditunggu Zentrum MK. Zentrum masuk lebih awal. Setelah selesai membayar tol. Langsung mengejar Zentrum tadi, tapi koq mana ya bisnya… koq cepet banget ilangnya. Sampai di ujung tol baru lah terlihat Zentrum yang tadi sedang menunggu antrian keluar tol. Karena di sisi kanan ada celah La Samba pun berhasil mendahului Zentrum tadi. Belok kiri langsung tancap gas menuju Rumah Makan Menara Kudus. setelah keluar tol bus masih menaikan penumpang di agen agen sekitar.
La Samba diberangkatkan kembali mengejar barisan Harapan Jaya, 3 bis bisa di lalui dengan mudah, tapi tinggal satu didepan yang sulit Harjay 1626 dengan strobe dibawahnya. (penumpange harjay kebak kayake).
pertarungan sengit pun dimulai, goyang kanan kiri tapi perlawanan dipatahkan oleh harjay yang selalu menutup jalur. Harjay pun terjebak di truk truk gandeng yang berada di jalur kanan. Ada celah sebelah kiri langsung diambil. Tak lupa klakson kapal khas La Samba di bunyikan sebagai tanda peringatan pada kendaraan yang di depannya. Harjay pun di OT
19.17 masuk SPBU untuk nyolar di temani Sido Rukun HINO RG, bus bus yang tadi menjadi “bulan-bulanan” La Samba, satu per satu mendahului bis ini yang lagi nyolar. setelah keluar dari SPBU langsung disambut oleh pasukan Gunung Mulia. Satu per satu dengan mudah didahului.
20.10 masuk weleri hujan pun berhenti.
20.25 masuk rumah makan Menara Kudus. di dalam baru ada HR yang dari purwodadi cepu dengan mesin Mercy 1525 tapi lupa HR berapa. Gasik banget HR yang satu ini.
TIME TO ISHOMA tapi makan dulu deh, perut udah laper lagi, hehe. Masuk rumah makan tak lupa check tiket  di dpn pintu masuk rumah makan. Setelah masuk tinggal pilih mau makan apa. Pilihan langsung tertuju pada nasi goreng yang cabenya banyak. tak lupa sobek tiket dulu. Untuk pelayanan di RM Menara Kudus saya kasih dua jempol. Pelayannya ramah2, tempatnya bersih, dan yang paing penting makananya enak dan ngambil prasmanan. Pokoke maknyusss (ibarat kata pak bondan).

setelah selesai makan ke toilet dan di sempatkan sholat wajib tapi ya di jama’ hehe. Dan nilai plus lagi disini CREW juga banyak yang beribadah. Ini baru yang dinamakan Crew keren. Hehe
20.57 bus diberangkatkan. Tapi lebih dulu HR “executioner” (padahal sikek La Samba ne, koq kesusu men)hehe. Mas Risky (BMC Bogor) sempet bilang “habis ini jangan tidur ya?”, maksud beliau setelah ini baru touring sesungguhnya. Dalam hati bilang (yang driver pinggir aja udah kya gitu bawanya, apalagi driver tengah nya(mas yoyok)) mantep deh pokoknya
21.00 mau masuk plelen tapi ada handoyo yang ga kuat nanjak jadi ambil kiri menuju Alas Roban. Cuma 2 lajur saja. Diawal masuk alas roban lancar banget, tapi setelah tikungan ke tiga, mulai macet tersendat dan terlihat Executioner yang 5 menit berangkat lebih awal tadi. Dan saya kira bakal nyantai nih, soalnya macet banget, Cuma bergerak perlahan. Tapi gak diduga langsung buka jalur di jalan sesempit itu.  Kendaraan2 yang didepan pun terlewati dan mengikuti Executioner yang buka jalur juga. Pas tikungan datang truk dari arah berlawanan langsung ambil kiri. Kanan kosong lagi langsung buka lagi tapi kali ini tidak diikuti executioner. Executioner pun dengan mudah di OT dan didepan ada Bejeu pas tikungan pun dengan mudah di overtake. Dari kejauhan sayup sayup lampu hazard datang dari arah berlawanan jumpa dengan rombongan truk. Tapi La Samba belum ada tanda tanda ambil kiri. Sampe truk nya berhenti baru La Samba minggir dan supir truk “misuh2” / bicara kotor maksudnya (mungkin emosi kali). Mas yoyok Cuma diem aja dan tetap melanjutkan perjalanan membuntuti Handoyo Wonosari-Balaraja. Kanan mulai kosong lagi tapi Handoyo keliatan ragu2 untuk buka jalur. Tapi masih di paksakan sama mas yoyok sampe jalan sebelah kanan habis dan msih tidak muat langsung ambil stengah emperan jalan, executioner mengikuti dibelakang. Tiba2 dari arah berlawanan datang lagi truk gandeng. La Samba yang sudah nanggung buka kanan pun ga bisa berkutik, mau ambil kiri ada travel dan banyak kendaraan dan arus lalu lintas  padat. Dan akhirnya ngambil emperan jalan raya sebelah kanan lalu bus pun terhenti. Edyyan tenan, bukan aspal lagi ini mah, tapi tanah dan rumput. Kanan pas wes jurang, bener2 gendeng, hehe. Truk gandeng yang ada di   depan tadi juga terhenti menutup jalur sebelah kanan untuk memberi kesempatan La Samba kembali ke jalur seharusnya (klo dijalur Sumatra lain  ceritanya kali ya, hehe). Tak lama executioner yang dibelakang pun ikut membantu dengan menutup jalan sebelah kiri agar La samba ini bisa kembali kejalur yang seharusnya. Kenek pun turun untuk “ngabani”, dan akhirnya La Samba kembali ke jalur yang seharusnya. Dari sini saya dapet ilmu lagi, solidaritas pengemudi dan crew di jalan juga sangat tinggi, saling pengertian antara driver juga terbangun walau tak berkomunikasi secara langsung. Keren euy..
pokoke thanks buat driver Executioner dan Driver truk yang bersedia berhenti dan menutup jalan untuk mmemberikan kesempatan bis ini kembali kejalurnya. Coba tadi klo ga di tutup, bakal terjebak di bahu jalan sebelah kanan, dan juga bakal lama untuk kembali ke jalurnya, mengingat jalanan alas roban macet parah .
Perjalanan dilanjutkan kembali, tapi masih tersendat. Di depan terlihat pertemuan dua jalur dari arah plelen dan jalur bis ini. Karena kita dari atas jadi terlihat keadaan lalu lintas yang begitu parahnya malam ini, sempet berfikir bakalan kesiangan nih sampe Jakarta. Tapi ya moga2 aja masih bisa ngejar waktu. Kembali lagi, jalur kanan yang mulai kosong. Tak lama, buka jalur lagi sampe ujung pertemuan jalur. Waahhh edyan tenan, dimana ada kesempatan ga akan disia2kan.hehe. tapi setelah itu bus terhenti lagi karena pertemuan jalur yang kedua jalurnya macet juga. Bus melaju dengan pelan pelan. Waduh di depan masih ada pertemuan jalur lagi, bakal lama nih…
Jam sudah menunjukan pukul 22.15 tapi masih tersendat. Terlihat jalur lawan arah mulai kosong dan beberapa kendaraan kecil melewati jalur tersebut, dan La Samba pun tak tinggal diam, langsung sein kanan untuk ngambil kanan. Goyang kanan daabbbb…. Hehe dan akhirnya bisa melaju lebih cepat. Tapi kesenangan ini ga begitu lama. mendekati persimpangan pertemuan jalur, dari arah berlawanan arah sudah ada kendaraan, mencoba kembali ke jalan yang seharusnya, tapi ada travel dibelakang dan truk didepan yang berhenti karena macet. Baru kepala bus yang masuk, dari samping kiri travel tadi gak mu ngalah, dan akhrnya bus pun terhenti. Driver travel pun marah2 dan memukul body bus (jotosen nganti tanganmu ancur, hehe) begitulah kata yg terlontar dari saya, hehe. Mungkin terpancing emosi karena driver travel terus memukul body bus  kenek la samba pun teriak kepada driver travel tadi “geger ki ngopo toh?, Dalan nggone mbahmu poh?”. Kenek dari travel itu pun langsung keluar dari mobil itu (sepertinya mau ngajak berantem) tapi Cuma ngomel2 di dekat pintu depan sebelah kiri travel saja, hehe. “mbok yo sabar toh pak!!! Podo2 golek duit neng dalan, rasah do geger”(dalam hati saya berucap). Kejadian itu untungnya tidak berlanjut “Baku Hantam”. Dan akhirnya travel pun mau mengalah. Perjalanan dilanjutkan kembali. Selepas persimpangan tadi jalan mulai lancar. Di depan sudah menunggu Mulyo Indah. Mulyo Indah dengan mudah di Overtake. Nusantara “Manhattan OH 1525” dengan mudah di dahului dari kanan. Jalnan mulai agak macet tapi masih bisa jalan karena adanya perbaikan jalan jadi hanya dipakai satu jalur satunya lagi untuk arah berlawanan, di kedua arah sama2 macet, eh ternyata bertemu dari arah berlawanan dengan HR dan rute yang sama (Kresanya) yaitu HR 108 Lamborghini. Bus sama sama berhenti sesaat dijalan yang macet ini untuk saling menyapa (mantabb, sesame crew aja ramahnya kya gini). Di depan lagi bertemu dengan bus satu PO, kali ini dengan HR 116 New Netral, mas yoyok kali ini juga berhenti sesaat untuk menyapa driver HR 116 (mungkin pak eka) dan malah ngobrol (piye kulon macet ra?) mas yoyok Tanya.. dan dijawab (nek mau macet neng indramayu karo pemalang, tapi saiki emboh). Haahaha gara2 obrolan antara kedua driver ini jadi tersendat padahal didepan kosong dan mulai lancar, untungnya Cuma sebentar mereka ngobrol, gak sampe ngopi2 dulu ditengah jalan. Haha.
 Jalanan mulai lancar dan Cuma ada perbaikan kecil di kanan kiri jalan. Dan lagi bertemu dengan Harapan jaya.. terus membuntuti Harapan Jaya Jetbus 1626 tersebut tapi bukan yang tadi, soalnya ga ada strobe dibawahnya, lagi asyik2nya membuntuti, tiba2 Harapan jaya ngerem mendadak, untungnya dengan sigap mas yoyok bisa mengendalikan bus ini. Jadi bisa ngerem pas dibelakangnya Harjay, Dan kejadian yg tak diinginkan pun tak terjadi,  jarak antara la samba dan harapan Jaya mungkin hanya sejengkal. Terlihat dari depan soalnya mepet banget. Dan setelah itu langsung ambil kiri untuk mendahului Harjay. Di depan sudah terlihat Sayup sayup liveri nano nano (Pahala Kencana) berbalut Body Royal Travego buatan adi putro dengan rear lamp  marcopolo. La Samba pun terus mengejar Pahala Kencana itu. Menyusuri jalur pantura yang sedang perbaikan jalan. Dan akhirnya kena juga lewat aksi blong kanan nya, walau harus “di misuh2 i” (di sumpahin) sama supir pick up yang berlawanan arah, hampir adu kepala kalau pick up nya ga berhenti.
memasuki daerah lingkar pemalang, yang tadinya mau ngemel sama polisi setempat mau lewat jalan kota tapi jalan di tutup, ya sudahlah harus direlakan lewat lingkar pemalang, lanjut belok kanan.
setelah kemudi di pegang mas yoyok bis bener2 di bawa banter. Entah berapa bis yang udah kena blong la samba. Dari Laju prima, bejeu, harapan jaya, shantika, nusantara, dan masih banyak lagi.
jalan disini pun juga lagi sedang perbaikan, dan bertemu dengan salah satu pasukan lembah tidar (santoso seri S 1627). Cukup lama La Samba membuntuti Santoso tersebut, yang tua ga mau kalah dengan yang muda, hehe. Kali ini hanya sebagai penonton saja. Ya di karenakan jalan rusak dan tapi jalan masih lancar. Didepan hanya bisa melihat pertarungan antara santoso dan kramat djati Hino RG. STS mengambil celah kanan dan berhasil mendahului Kramat Djati. Tapi La samba tak diberi kesempatan oleh Kramat Djati yang menutup jalur yang dipakai lasamba karena beriringan dengan truk2 trailer yang jalanya alon alon, santoso yang tadi udah ngacir duluan.
kembali ke pertarungan Kramat Djati vs La Samba
Nah, keliatan juga tuh si KD Hino RGnya lagi selap selip nyari selah di antara truk ( bukan diantara kita lho). Setelah si KD lepas lepas dari pengawalan truk2, tanpa piker panjang La samba pun nyari kesempatan buat ngikutin si KD ini.

Dalam kondisi hujan yang memang lebat, La Samba masih mau “dolanan banyu” di pantura. Super sekali nek jarene Mario teguh.
 ternyata eh ternyata karena merasa bosan, Lasamba ambil kiri lewat jalan berbatu yang biasa untuk parkiran truk yang istirahat, jalan berbatu tersebut pun dijadikan arena untuk mendahului KD dan truk truk yang didepanya. Tapi koq didalam kabin masih nyaman2 aja, getaran jalan berbatu bisa diredam dengan baik, entah karoserinya atau chasis nya ya yang bagus, hehe..
La Samba ngacir meninggalkan KD Hino RG tadi. Mengejar santoso tadi. Ga pake lama, ketemu lagi sedang alon2 karena jalan masih perbaikan dimana mana (efek mau lebaran), mngkin karena udah mulai bosen membuntuti si “simbah”, di kiri ada kesempatan disitulah Lasamba melaju, hehe. Santoso pun ditinggal kan begitu saja.

Nah selepas itu perjalanan tetap biasa tanpa ngedan karena kondisi jalan yang padat merayap.
Berhubung mata juga udah berubah warna jadi merah hitam, terpaksa harus meninggalkan bioskop sebelum film usai. Tinggal tidur dulu………
Bangun bangun ga tau di masuk didaerah mana, kaya’a sadang (kalo ga salah). Jalanya juga rusak, hanya beberapa kendaraan yang lewat.
Mata kembali mengantuk, dan akhirnya tidur lagi, (efek tadi siang banyak kegiatan di kampus).
Melihat jam sudah menunjukan pukul 02.15, La samba berhenti untuk mengantarkan paket yang diterima kemarin di salatiga. Entah daerah mana diantara kanci atau pintu tol cikampek, dan ternyata ada di gerbang tol cikampek. Edyan tenan yah mene wes tekan cikampek (gile bener, jam segini udah sampe cikampek) padahal jalanan tadi lagi gila2 nya.
Setelah selesai menurunkan barang, kemudi pun berganti mas kris, mas yoyok pun istirahat di (kandang macan) perjalanan menuju Jakarta pun dilanjut. Dalam hati “bakal kepagian nih sampe Jakarta”, niatnya mau mampir ke tempat sedulur BMC JR yang ada di jati asih, tapi ga enak ganggu pagi2 gini.
tapi mata ga mau diajak kompromi. Dan tertidur lagi.
bangun2 udah masuk rawamangun. Waduh kebablasan. Yo weslah medun pinang ranti waelah.
pukul 04.35 finish Pinang Ranti.
Yang dikira tadinya bakal kesiangan ternyata bisa sampai subuh dijakarta, bener bener bisa diandalkan
Bersambung,,,
Mohon maaf bila ada salah dalam penulisan kata atau kalimat, karena saya hanyalah manusia biasa yg tak luput dari dosa, hehe
tunggu kisah La Samba selanjutnya di perjalanan pulang ke jogja.
Thanks buat mas aji atas tiketnya, teman2 BMC bogor, dan All crew Po. Haryanto Atas pelayananya

Catatan Perjalanan Bismania

BERSUA BERSAMA MURIA - RAYA



Armada gagah hitam itu terlihat perkasa, dilabeli black bus community dan menjadi salah satu hegemoni kedigdayaan muria raya itu terlihat melintas di jalan raya semarang - purwodadi, sore hari saat saya sedang berkendara motor kesayangan berchassiskan yamaha berbodi tipe mio soul, dan saya pun mencoba mengejar bus berkode L1 Berchassikan Golden dragon itu, hmm. . . bukan lawan yang seimbang, isi silinder 115cc melawan supermonster hampir 11.000cc itu, lalu lintas yang cukup padat membuat monster ini berjalan pelan, dikerubuti para pekerja, pengais rejeki yang berebut jalan untuk segera pulang, untuk segera melepas lelah, segera bertemu keluarga dirumah, banyak diantara para pekerja ini adalah para pekerja muda yang banyak mengais rejeki menjadi buruh pabrik garment yang menjamur didaerah gubug, karangawen, mranggen ini, yang membuat perputaran roda ekonomi daerah gubug grobogan ini lebih cepat dibanding daerah lain dikabupaten yang terkenal akan kedelai dan jalan daerahnya yang tak ramah untuk sedan ini (dibaca;rusak), sebentar lagi saya akan lekas dewasa dan menjalani kehidupan seperti mereka, batin saya. 

Bus berjalan pelan, saya yang berada dibelakang monster ini bisa mendengarkan deru suara dapur pacu golden dragon ini, terdengar berat sekali suara deru mesin saat rpm bawah, terdapat sedikit siulan ala kuler dan suara geraman laiknya hino rg terdengar, perjumpaan kami harus terpisah saat bis harus masuk ke terminal gubug untuk mengokupasi penumpang, hmm. . . pastikan aku akan segera menggagahimu. Perjalanan saya lanjutkan untuk mempersiapan artileri tempur saya esok hari

15 - 18 April 2014 Menjadi hari - hari paling menegangkan dalam hidup saya, perjuangan 3 Tahun mengenyam pendidikan hanya ditentukan dalam 3 hari? entah benar atau salah bila saya menilai pendidikan dinegeri ini salah kaprah, kebijakan kemendikbud yang mempertahankan UN, Yang dengan seribu alasanya yang katanya agar pendidikan dinegeri ini supaya lebih baik? hehehe jadilah siswa jaman sekarang pak, UN yang katanya menjadi ajang kejujuran nyatanya menjadi sesuatu hal dimana siswa menghalalkan segala cara untuk melewatinya, so, nyatanya itu yang terjadi dilapangan, banyak kecurangan dan ketimpangan disana, sebenarnya kami mampu, tapi apa mau dikata, kami ketakutan, 1 ruang 20 murid dan 21 paket soal, terlalu banyak resiko, kami cari aman, disatu sisi sekolah ingin meluluskan semua muridnya agar predikat sekolah menjadi baik dimasyarakat, dan disatu sisi tentunya siswa wajib harus lulus, tidak ada kata tidak lulus, mungkin kemendikbud tidak pernah memikirkan resiko tidak lulus secara moral, akan betapa malunya kami dimasyarakat bila tidak lulus? "eh itu lho anaknya pak itu tidak lulus sekolah" akan sangat tercabik-cabik hati kami, kata sang menteri murid indonesia itu mempunyai banyak bakat, tapi apa begini caranya mengeksploitasi bakat kami? entahlah bagaimana jalan pemikiran pemimpin pemimpin yang semoga becus membawa pendididikan ini menjadi lebih baik hmm. . . untung saya kemaren yakin bisa mengerjakan ujian, doakan saya kawan.

Yeahh UN SELESAI, Telah berakhir salah satu ujian dalam fase kehidupan ini! Tinggal bagaimana nanti mendapatkan bangku kuliah! Sepulang un dilanjut makan siang disalah satu resto francise bersama teman-teman sma saya, sambil membicarakan rencana masa depan, hmm entahlah, semoga kalian sukses kawan, melihat subur jaya pariwisata berbodikan jetbushd2 saya teringat akan janji kepada hati saya bahwa setelah un saya harus touring, sudah lama tak merasakan aspal pantura, terakhir saat setahun lalu berkelana bersama obl yang dikomandoi paman saya sendiri, ingin rasanya berada dalam kabin dari tanah muria, hegemoni plat k yang sangat disegani di jalan raya daendless, injakan pedal gas loss solar dan pengereman patah-patah nan mepet dengan musuh didepanya,  langsung terfikirkan armada pak haji, mania mana yang tak tergiur dengan kedigdayaan armada garasi ngembal itu? julukan-julukan yang terdengar sangar ditelinga seperti new tatto 505, the lamborghini, the exotic, la samba, sun breaker, pokoknya harus turing! turing dadakan! sore hari saya menuju terminal gubug, terlihat ramai sore itu, langsung menuju agen bejeu, terlihat cukup banyak calon penumpang hari itu, saya lihat punggawa agen ini sedang sibuk, saya pun menunggui sampai dia selesai mengurusi tiketing hari itu,

"pak, pesen satu kursi buat besok, kursi depan, pulogadung ya" saya bertanya tanpa basa-basi.
dibaliknya lembar buku manifes, mengecek manifest penumpang untuk keesokan hari,
"1B Mas" jawabnya.
" Iya pak tak ambil" jawabku
" Tinggal uang dulu aja mas, lunasi besok" katanya.
" Kira-kira dapet bis nomer berapa besok pak?" tanyaku
" Wah gak tau mas, rollingan" jawabnya


Saya pun menyerahkan selembar pecahan 100ribu sebagai tanda jadi, setelah diberi nota saya segera meninggalkan terminal.

--------------------- 18 April 2014 -------------------------

Siang terik saya mencoba tidur, menyiapkan energi untuk bergelut dengan pantura nanti malam, tak sabar rasanya,
ketiduran hingga jam 4.30 saya terbangun saat handphone saya berdering, telepon dari agen

"Sudah dimana pak?" tanyanya
" Digubug pak masih dijalan, Armadane sampai mana emangnya?" Tanyaku
" Mobile sudah keluar purwodadi kota pak" jawabnya.

Hahaha seperti menjadi kebiasaan saya pasti selalu jam karet, saya pun segera bergegas, menyiapkan peralatan touring.
Kaos berlogo bismania, celana panjang, jaket, dan tas pinggang yang berisi peralatan mandi charge handphone, headseat, & tak lupa powerbank yang sudah menjadi teman sepermainan handphone masa kini yang makin canggih tapi masih kolot akan sumber daya, tak seperti jamannya nokia, alat telekomunikasi berlayar kromatik hitam putih namun baterai awetnya kebangetan, setelah menyemir sepatu saya segera berpamitan kepada big boss, mengetahui hobi anaknya yang gemar bis kadang membuatnya geleng-geleng kepala, sudahlah, yang penting gak negatif kataku hahaha.
Sesampainya diterminal gubug saya langsung menyambangi agen, sempat ada rasa was-was bahwa saya ketinggalan bis,

"Wah tak kirain gak jadi mas" kata agen
"Haha bise sampe mana pak?" tanyaku
"Masih macet digodong mas" jawabnya
"Tikete kena berapa pak?" tanyaku
"135, mas ternyata bangkumu sudah ada yang nempatin, sampeyan geser ke belakange ke 2b"jawabya
"loh la gimana sih pak?" jawabku ketus
" anu mas, ini kesalahan dari agen sananya" jawabnya


haish, gagal saya duduk diperaduan hot seat, hampir naik pitam saya untuk urusan seperti ini saya segera mengambil selembar pecahan 50ribu, mendapat kembalian 15ribu lunas sudah tiket untuk meminang bejeu ini, tak sabar rasanya saya menggagahimu hehehe huss,

Tertulis armada bernomor bodi L1, Jodoh tak kemana! tak apalah gak dapat hot seat, lagian L1 ini menggunakan sekat
Bejeu L1 Berbodi Scorpion King Berchassiskan Golden Dragon yang tidak salah bertenaga 330HP Siap saya gagahi,
Namun karena perbaikan jalan sepanjang Jln. Semarang - Purwodadi membuat bis terkena macet karena jalan hanya menggunakan satu lajur bergantian, hingga setengah tujuh malam armada yang kami tunggu tak tunggu tak kunjung datang, para penumpang mulai berkeluh kepada agen, padahal armada dari po lain sudah datang dan berangkat sejak tadi, Terlihat HR pukat juga sudah jalan lagi, para serdadu zentrum mk juga sudah diberangkatkan, beberapa armada dari nusantara juga terlihat rata bangku hari ini, dan armada sang jawara jalur basah blora - purwodadi - jakarta garuda mas juga rata bangku dan sudah diberangkat, dan memang benar statement mas amint, salah satu punggawa bmc purbosemi, bahwa memang garuda mas rajanya purwodadi area, diibaratkan apabila penumpang adalah seloyang kue, garuda mas mendapatkan porsi setengahnya, dan sisanya diperebutkan oleh para pesaing bernama besar seperti Haryanto, Trans zentrum MK, Nusantara, Kramat djati, Pahala kencana, dengan armada kuda jingkraknya, dan yang mendapat "remah" dari kue itu seperti Laju prima, asli prima, dewi sri, mungkin dikarenakan mereka tidak mau setidaknya merebody armada mereka agar terlihat fresh, tidak bisa dipungkiri juga bahwa masyarakat disini juga kebanyakan melirik armada bagus, walaupun kebanyakan armada purwodadi juga hanya diberi armada lapis kedua, huft.

Menunggu armada datang sambil membakar batang rokok l.a menthol favorit saya dan berkenalan dengan mas hidayat, salah seorang penumpang bejeu yang menunggu bersama saya, kami banyak ngobrol dan bercerita tentang kondisi perbisan ranah purwodadi, dan dia agak bingung juga setelah saya bercerita kalo saya seorang bismania, entahlah, ada alasan tersendiri mas kenapa saya suka bis :)
Hampir jam 7 akhirnya armada datang juga, crew bus langsung cekatan mengurusi penumpang untuk segera mengejar waktu, setelah urusan langsir selesai bis segera diberangkatkan, rata bangku hari itu, bahkan bangku cd dan crew terisi oleh penumpang, bejeu hanya memberangkatkan 1 Armada hari itu.
bismillah, Sessss, air suspension bergoyang keras saat melewati jalan rusak didalam terminal gubug ini, keluar dari terminal gubug sang driver yang masih muda langsung menggeber goldrag 330hp ini, terdengar berat saat rpm rendah, lampu kabin segera dimatikan, interior scorpion king karya tangan-tangan terampil karoseri tentrem ini sudah terdengar sudah mulai kendor, beberapa kali terdengar goncangan keras dikompartemen bagasi saat bis menghantam jalan berlubang, namun masih senyap saat jalanan mulus, keuntungan juga chassis ini sudah menggunakan air suspension sehingga tidak keluar bunyi kriyet-kriyet seperti pada chassis yang masih menggunakan leafspring, sang driver yang masih muda ini sepertinya pembawaannya kasar, beberapa kali saya merasa terdorong kebelakang saat driver melakukan oper gigi, hmm apakah ini memang pembawaanya atau memang tenaga besar dari mesin? hmm... sepanjang jalan gubug - semarang telah mencentang beberapa armada pariwisata antara lain dua armada 57trans scorking mb1526 lewat lajur kiri,

Memasuki tol semarang sang driver segera memacu moster ini, hmm pelan-pelan aja pir, aku mau menikmati keidahan kota semarang dimalam hari, ini salah satu keindahan pantura, kerlap-kerlip lampu perumahan yang berada diperbukitan kota semarang, indahnya tak ada dua, memasuki tol gayamsari bis dibejek dalam - dalam, saya mencoba mengintip speedometer dan beberapa kali saya melihat bus berlari diatas 100kpj, menguntit iring-iringan scania smiley ap dari nusantara dan dengan beberapa setelah menyodok ketat, goyang kiri sess nusantara smiley RK8 tertunduk dan sein flip-flop kiri dinyalakan satu bejekan dalam rpm terkerek hingga 3000an dan berhasil mencentangnya, masih ditol gayamsari, terjadi kecelakaan, terlihat sebuah pick up mengalami laka ditengah jalan belum mendapat penanganan, entah kenapa terlihat juga rombongan nusantara berhenti dan ada juga yang memaksa melaju melalui jalur darurat, dan itupun sangat sempit, bahkan saat pahala kencana berusaha maju, bodinya sempat hampir menyerempet pembatas jalan, lepas kemacetan, bis pun adu cepat dengan pahala kencana jetbusnonHD, rk8, lampu dim dimainkan pk yang berada dijalur cepat pun menunjukkan tajinya laiknya lintasan drag, rk8 non hd itu pun ngacir dengan goldrag yang sedang berusaha memburu torsi, mengerek rpm secara kasar dengan beberapa hentakan battle of muria ini dimenangkan si china, memasuki tikungan masuk tol jatingaleh-krapyak tiba-tiba HR96 dengan julukan Krishna team solo berbodi Jbhd RK8 menusuk dari belakang dan menyalip L1 Dari jalur cepat, entah lupa kalau akan menikung atau disengaja bis artis tersebut menikung dengan tajam, bahkan avanza didepanya terpaksa minggir, pengereman keras dilakukan sorot lampu flasher rem menyorot tajam, benar benar adigang adigung adiguna.
Dipom bensin krapyak bis sejenak rehat mengisi bahan bakar, berdampingan dengan L5 yang sedang memanjakan penumpang dengan hiburan entertainment orkes dangdut koplo,
Sepanjang jalan semarang kendal saya berpindah maju kedepan, duduk dipintu sekat dengan sang driver dan 2 penumpang dan satu crew didepan, kembali membakar asap pelepas penat, L1, L5 & B37"New Goldenboy" beriring-iringan, dengan kompaknya para maestro muria raya ini memecundangi armada soloensis dan wonogiren,
Sang driver terlihat kalang kabut menangani golden dragon ini, bahkan terlihat sangat semprawut, tercentang junex kuler raya dan oldiest sebangsanya terkangkangi trio muria ini,

L5 mundur dan B37 memimpin kedepan menceraikan saudara tirinya L series, sang driver menurunkan tempo permainan dan L1 tertinggalkan dibelakang mereka,
saya kembali mundur ke kursi Rimba kencana tanpa leg rest ini dan lelap dalam peraduan opera pantura,

10.45 L1 Masuk RM.Bukit Indah untuk servis makan, walah L1 salah satu yang paling akhir masuk, Gala dinner malam itu seperti biasa prasmanan, saya tanpa malu mengambil beberapa potong ayam, setelah semua penumpang kembali naik bis berangkat kembali, pantura sedang macet-macetnya, saya mengetahuinya dengan stalking twitter halo pantura dan rekan-rekan jateng, tetap utamakan update.
Dengan perut kenyang saya kembali terlelap, sang driver telah berganti dengan bapak-bapak berkumis, rapi bersepatu, rpm mesin stabil dan tanpa blong-blongan malam itu saya benar-benar bobo mania, 

5.45 saya terbangun didaerah subang saat bis berhenti menunaikan ibadah salat subuh yang menjadi kewajiban armada muria raya, melewati jalur tengah karena kemacetan pantura, jalur sempit nan rusak membuat bis berjalan pelan, beriring-iringan dengan bejeu Bv series, shantika new marco terlihat menyalakan lampu hazard, membuat lalin sedikit tersendat, ternyata mengalami pecah ban, saya kembali maju kedepan untuk sekedar membakar penat, mendengar lantunan lagu dari nike ardila dan tembang kenangan yang diputar sang driver, sekat yang memisahkan antara ruang kopkit & kabin penumpang meleluaskakan driver untuk mengobrol tanpa takut mengganggu penumpang,

8.00an Pagi bis masuk tol cikampek, dan menurunkan beberapa penumpang dicibitung,  yang sebenarnya tidak dihalalkan menurunkan penumpang didalam tol. berada dijalur cepat dengan injakan pedal gas dalam menghabiskan sisa nafas goldrag ini setelah semalaman bertarung, kemudi kembali dipegang oleh driver muda, senang rasanya melihat aksi pergantian driver dengan bis masih berjalan, hehehe bonus bonus bonus, driver muda kembali mengerek rpm mesin menuju putaran tinggi, menyodok putra remaja new marco livery penguin, membabat sang pemanah ramayana berbodi travego dan menyingkirkan beberapa bumel, di gerbang tol dalam kota sempat terjadi adu sprint dengan pahala kencana livery ombak setra hino rg, bebarengan sesaat setelah membayar tol si erge sepertinya lebih enteng, beberapa kali operan terlihat dengan asap hitam pekat saat pergantian gear keluar dari knalpot erge itu, golden dragon kembali kalah taji dalam adu sprint.
10.15 Bejeu L1 pun touchdown di terminal pulogadung, ternyata L5 menjadi PG-1 hari itu.

-------------------------- CHAPTER 2 ----------------------------

Setibanya diterminal pulogadung , hmm akhirnya kembali berjumpa denganmu lagi, masih seperti dulu, semprawut, pedagang kaki lima dimana-mana, terakhir tahun 2005 saya menginjakkan kaki diterminal ini, ambience suasana warna kota  jakarta terasa kental, udara panas langsung menyeruak begitu saya keluar dari kabin bus berrefrigenerator thermoking itu, para pengais rejeki ibukota menjajakan daganganya, berharap daganganya laku, seribu dua ribu rupiah yang mereka dapatkan mungkin sangat berarti, saya mendekati seorang anak menjajakan minuman & rokok, kutebus 16ribu untuk sebungkus rokok pelepas penat yang juga hebatnya berasal dari muria raya, kudus kota kretek!

Saya segera mencari toilet, sudah menjadi feses sepertinya hidangan gala dinner semalam masakan para chef  RM.bukit indah, Setelah bersih bersih badan saya berkeliling sebentar diseputaran terminal, urusan perut kembali saya serahkan kepada masakan minang, masakan padang nan selalu ado dimano-mano, sepiring nasi padang berlaukan jeroan dan segelas esteh tertebus 22ribu, ditambah segelas kopi panas saya mengobrol dengan beberapa crew bis yang juga sedang  perpal ini, hampir 4batang rokok saya bakar saat mengobrol dengan mereka sambil memandangi pasukan pulogadung ini.
“mas lutfi aku dijakarta ini mas, dirumah ada orang ndak? Kalo ndak aku mau langsung  langsir jogja” begitu pesanku kepada kakak keponakanku

Cling, ringtone hp saya berbunyi

“aku dirumah, kamu dimana le? Kamu kesini aja, tapi mas gabisa njemput,” balasnya
“aku dipulogadung mas, aku kesitu ya, kalo naik angkot  yang nomer berapa?”balasku 

Namun pending mendera, hanya centang, sempat bingung untuk melanjutkan touring lewat jalur selatan atau bagaimana, akhirnya saya memutuskan naik taksi menuju rumah saudaraku itu, eitss namun saat melewati pool raya didepan ptc saya memutuskan turun kena 20ribu untuk  PG-Ptc ah fak untung aja turun, teringat untuk membeli merchandise raya fans community, sekedar untuk pamer ke mas ari yang juga kakak keponakan saya yang juga seorang bismania,

“kaos polo rfc ada mbak?” tanyaku kepada penjaga loket pool raya
“tinggal size l ini mas, mau?” katanya
Waduh mana muat size L dibadan kekar saya ini hehe (dibaca;gendut;berisi)
“wah gajadi mbak, kalo supertop nanti sore bangku depan ada?” tanyaku
“sudah dipesan mas, ada bangku tengah, mau yg single apa double?”jawabnya
“single mas, turun tirtonadi ya”balasku

Tiket pun segera dieksekusi, tertulis nama arya sena untuk bangku nomer 7 supertop pemberangkatan hari itu, tiket kutebus seharga 240ribu, ya, SUPERTOP.
Melanjutkan perjalan ke rumah saudara, komplek perumahan titian indah blok d no5, bekasi. Akhirnya menginjakkan kaki disini lagi, Cuma ada mas lutfi dirumah hari itu, setelah berbasa-basi dan istirahat, shalat jumat dimasjid baiturahman titian indah, dan beristirahat untuk memulihkan stamina, sempat dimarahi juga kenapa langsung pulang hari itu, karena sebenarnya akan diajak ke bogor, huft mau bagaimana lagi, tiket supertop sudah ditangan mas hehehe
5.00 Sorenya saya diantar menuju pool raya, duh masih lama, namun mas lutfi segera berpamitan, menunggu waktu pemberangkatan saya memutuskan jalan-jalan dulu ke ke mall ptc, mengganjal perut di A&W mall PTC, hmm sepi, mungkin karena libur ya, jakarta juga terlihat sepi hari itu.







Raya Supertop AD 1437 DG Berbodi Legacy SR-1 Berchassiskan Mercedes Benz OH-1521 Intercooler, yes stir tampah! Kuler mania, penumpang segera memasuki kabin bis, benar-benar kelas satu, body bis sangat bersih, tak lupa ban disemir hingga kelihatan hitam mengkilat, look so parlente, saya segera masuk, semerbak wangi khas autofragrance tercium khas dihidung,  tak terlalu menyengat, interior bersih, hingga sudut-sudut yang sulit terjangkaupun terlihat bersih seperti habis dilap, konfigurasi seat 2-1 dengan total 18 bangku benar-benar terlihat lega, pasukan 6 baris! lampu kabinpun tak terlihat menyilaukan mata, saya duduk dibangku no.7,  bangku kelas bisnis eks pesawat garuda ini sangat lebar, bahkan untuk saya terlalu lebar, dengan busa yang sangat tebal terbungkus kain beludru, terlihat beberapa tombol yang khas seperti bangku pesawat masih tertempel pada kursi, seperti tombol pelayanan untuk memanggil pramugari, karena tombolnya bergambar pramugari hahaha,  armada raya ini mulai mengalami modernisasi, karena telah terpasang bagasi dengan penutup, juga legrest yang cukup unik dari p.o lain, yaitu legrest digeser kedepan, hingga bisa mentok bangku didepanya, padahal sangat lebar jaraknya, kakipun sepenuhnya tertampung legrest, tak terlihat perangkat entartaiment pada bis ini, no tv, no audio, no entertainment, inilah bis need for sleep, kenyamanan sangat dijunjung tinggi armada soloensis yang satu ini. Harkat dan martabat penumpang benar-benar dinomor satukan, kalo gini caranya, silahkan macet pantura kalo mau macet hahaha


7.30 malam bis diberangkatkan, sewa tidak penuh hari itu, terlihat beberapa bangku dibelakang terlihat kosong, driver yang sudah berumur terlihat senioritasnya, perpaduan sempurna, jaminan kenyamanan, armada terawat x driver senior, benar-benar old school!

Bis mulai dijalankan meninggalkan pool, sangat halus tanpa sentakan saat pergantian gear, siulan khas kuler terdengar cukup merdu dari dalam kabin saat driver mengerek rpm untuk berakselerasi, menjunjung tinggi kenyamanan 

Driver sangat halus saat melakukan pengereman, saya tidak terlalu berharap banyak kepada mesin kuler ini, no speed no problem, suspensi 1521 ini terasa sangat presisi, bantingan tidak terlalu keras saat menghajar jalan berlubang, namun poin minus segera terlihat pada bagasi yang berguncang cukup keras, terasa cukup mengganggu kesenyapan kabin, tak lama snack segera dibagikan oleh crew, hmm... poin minus lagi, snack sekelas supertop hanya berisi air minum kemasan gelas kecil, sepotong roti dan snack, dan tissue. Hmm supertop lho?



Memasuki tol bekasi barat dan cikampek hujan mengguyur deras, wiper terlihat lemah gemulai membersihkan kaca dari air yang mengalir dikaca depan, ini dia entartaiment yang sebenarnya, perpaduan suara deru mesin, kuler lagi, ban yang menapak aspal dan hujan dimalam hari, barisan lampu penerangan jalan sepanjang tol membuat saya diam menganga, tak ingin rasanya momen ini berakhir, seketika pikiran menjadi entah kemana, terbawa suasana syahdu ini, saya mengambil headseat dan memilih mendengarkan lagu, dibawah rintik hujan dan dinginya refrigeneran (dibaca;ac) handphone saya play mode shuffle, kocokan lagu, duduk nyaman dipeluk mesra kursi raya ini dan mendengarkan playlist terbaik sambil menikmati pemandangan lampu temaram kota, ini lho yang dinanti para bismania.

“ Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan kamu sepatu kiri
Senang bila diajak berlari kencang”

Itulah sepenggal lirik lagu dari tulus – sepatu,  haha benar-benar menggalaukan, playlist terus memutar lagu-lagu yang ajaibnya lagu mellow semua haha, mulai dari risalah hati – dewa, anugrah terindah – sheila on 7, tak lekang oleh waktu – kerispatih, sampai naff – akhirnya kumenemukanmu, lagu terus berputar sampai saya akhirnya tidur terlelap dalam peraduan armada soloensis ini saat berjalan beriringan dengan armada laskar tidar tanpa blong-blongan, semua tahu pantura sedang macet tak ada gunanya bis banter malam itu, pantura sedang macet-macetnya kemacetan sepanjang pantura jawa barat tak terhindarkan, saya tertidur pulas,
00.01 19 April 2014  Ping!!! Saya mendapat bbm dari gadis saya, anggre tiara ofiany, dia mengucapkan selamat ulang tahun ke 17 kepada saya, wanita yang selama ini saya gilai, entah mengapa saya bisa bertahan memendam perasaan kepada seorang wanita, hampir 1,5tahun saya jadi fans wanita itu, eits kenapa malah curhat.


03.00an saya terbangun kembali, Bis masuk RM.Markoni untuk servis makan, gala dinner supertop malam itu seperti biasa prasmanan, mengambil beberapa potong ayam, urgh, masakanya sudah dingin, malam itu rasanya malas saya menyantap gala dinner kelas supertop itu, mata masih ingin terpejam rasanya, setelah makan kembali saya membakar sebatang pelepas penat, sambil boker haha, setengah jam para penumpang masuk kembali, perjalanan dilanjutkan, dan saya melanjutkan tidur saya, jadilah bobo mania malam itu, nikmatilah opera pantura dalam peraduan, jangan blong-blongan terus haha,

08.00an Bis masih tertahan di batang, kembali beristirahat disebuah rumah makan sebelum alas roban dekat sate sate yang terkenal itu, kembali saya mengisi perut dengan seporsi nasi padang,  berangkat lagi dan bobo mania lagi


01.00an bis baru masuk tol semarang, tak ada musuh lain selain patas semarang – solo,  beriring iringan dengan mereka, sesekali mencentang patas ac raya, royal safari, eka cepat saat melangsir penumpang.

03.45 Akhirnyaaaa raya supertop touchdown diterminal tirtonadi. Saya sempat menyalami crew dan driver dan mengucapkan terima kasih kepada mereka, Perjalanan yang sangat melelahkan, lebih dari 20jam untuk menempuh Pulogadung – tirtonadi, masalah kemacetan pantura yang tak pernah  bisa diselesaikan, panturaaa, jadilah proyek abadi!


Sempat bingung untuk kembali melanjutkan touring menuju surabaya ataukah pulang kerumah, badan yang sudah mengalarm mengajak beristirahat, akhirnya saya putuskan untuk pulang, menuju arah purwodadi menumpang bis sumuk ocha, agak terguncang juga setelah baru saja menikmati supertop langsung disambung bumel, saya tebus 20ribu untuk perjalanan solo – purwodadi dengan gaya mengemudi khas jalur ini, disambung lagi ke arah semarang menuju gubug dari pertigaan nglejok purwodadi,
09.00an saya dijemput oleh bigboss,